Yogyakarta – Semua kegiatan/even di BPMP DIY perlu didukung dengan publikasi yang massif agar nilai pesannya dapat disampaikan kepada masyarakat secara utuh . Hal ini disampaikan Kepala BPMP DIY Eko Sumardi dalam pembukaan Workshop Penyusunan Strategi Komunikasi Even, Senin (26/02/24) di kampus Kalasan.
“Kita sudah melakukan banyak kegiatan dalam bingkai besar Kebijakan Merdeka Belajar, akan tetapi publikasinya kurang greget, sehingga banyak miskonsepsi yang terjadi di masyarakat tentang berbagai program prioritas Kementerian,” ujar Eko. Maka melalui workshop ini, Eko berharap kemasan komunikasi publik BPMP DIY lebih efektif sehingga terbentuk citra positif publik atas Kebijakan Merdeka Belajar.
Menurut Katimja 2 Infokom BPMP DIY Agus Hari Prabowo, workshop diikuti oleh 34 peserta baik dari internal BPMP, Subbag Umum, dan unsur PPID Dinas Dikpora se DIY serta Humas UPT Kementrian. “Kegiatan ini berlangsung 2 hari, (26-27/02/24) dan akan bersambung karena substansinya akan diperdalam dalam kegiatan penyusunan pilar konten,” ungkapnya.
Agus menambahkan, ke depan diharapkan publikasi dan komunikasi kegiatan BPMP DIY bersinergi melibatkan jaringan infokom dinas dan UPT Kemdikbud, dan para pegiat media sosial. “Trend saat ini harus mengoptimalkan media sosial, agar lebih mudah menyampaikan pesan kepada masyarakat dalam rangka keberlanjutan Program Merdeka Belajar,” jelasnya.
Strategi komunikasi menurut Agus bermanfaat untuk mengawal publikasi dan komunikasi tentang kebijakan merdeka belajar. Dampak nyata dari Program Merdeka Belajar harus dapat disampaikan kepada publik tanpa distorsi. Agus mengajak semua elemen di BPMP DIY untuk memproduksi narasi-narasi yang bisa mengawal keberlanjutan merdeka belajar yang sudah berlangsung dengan gaya dan kemasan yang tidak kaku.
Kegiatan menghadirkan narasumber Riris Puspita Wijaya Kridanigrat, Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo DIY. Dalam komunikasi publik, menurut Riris pemerintah perlu untuk memperhatikan target audiens yang dominan adalah generasi Y dan Z, yang lebih terbiasa dengan teknologi informasi.
Sasaran utama adalah angkatan kerja masa depan, dan penting bagi pemerintah untuk menyesuaikan strategi komunikasi dengan preferensi generasi tersebut. Generasi Y dan Z cenderung lebih menyukai konten yang singkat, langsung to the point, dan mudah diakses.
Riris mengingatkan perlunya BPMP DIY berinovasi dalam menyampaikan informasi, seperti menggunakan video singkat, tutorial online, atau e-book yang ringkas. Cara ini dapat membantu menjangkau target audiens dengan secara efektif dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, perlu memfokuskan pesan pada informasi yang dapat disampaikan dengan jelas dan singkat. Fokus utamanya menurut Riris adalah memastikan bahwa informasi dapat sampai kepada komunikan secara lengkap dan dipahami.
Memilih media yang tepat, mempertimbangkan apakah melalui media mainstream, media sosial, atau pendekatan langsung merupakan bagian penting dalam strategi komunikasi. Perencanaan menurut Riris adalah hal penting agar program komunikasi mencapai dampak yang diinginkan pada khalayak sasaran.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk menyusun strategi komunikasi even di masing-masing PDM di BPMP DIY. Hasil diskusi kemudian dipaparkan dan dibahas bersama untuk disempurnakan menjadi blue print strategi komunikasi even BPMP DIY.