Sleman – Dalam upaya mendorong implementasi Program Sekolah Penggerak (PSP), BPMP DIY mengadakan kegiatan “Refleksi Pelaksanaan PSP oleh Pemerintah Daerah” di Hotel Loman Park, Yogyakarta. Acara yang berlangsung pada Rabu (4/09/2024) ini mengusung tema “Refleksi Program Sekolah Penggerak untuk Peningkatan Hasil Belajar” dan diikuti oleh 40 peserta dari Dinas Pendidikan, Balai Dikmen, serta BBGP DIY.
Mahmudin, Ketua Tim Inovasi dan Transformasi Pembelajaran, dalam pengantarnya menyampaikan bahwa refleksi ini bertujuan untuk melaporkan kemajuan percepatan transformasi satuan pendidikan pelaksana PSP berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi (monev) yang telah dilakukan. Ia juga menekankan pentingnya merumuskan langkah-langkah tepat untuk mendorong Kebijakan Merdeka Belajar melalui PSP.
Kepala BPMP DIY, Bambang Hadi Waluya, secara resmi membuka acara dan menekankan bahwa refleksi ini merupakan ruang untuk melihat kembali permasalahan dalam pelaksanaan PSP secara menyeluruh, mulai dari perencanaan, implementasi, hingga monitoring. Bambang menegaskan bahwa tujuan utama PSP adalah mewujudkan sekolah yang berfokus pada peserta didik, membangun budaya refleksi, meningkatkan hasil belajar, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
Bambang juga berharap bahwa dengan komitmen kuat dari Sekolah Penggerak serta berbagai intervensi dari pusat, Sekolah Penggerak dapat menjadi pusat keunggulan yang mampu memberikan dampak positif pada sekolah-sekolah lainnya. Ia menutup dengan harapan bahwa Yogyakarta dapat menjadi rujukan bagi daerah-daerah lain dalam pelaksanaan PSP.
Sesi inti acara diisi dengan berbagi praktik baik oleh perwakilan pemerintah daerah. Kepala Dinas Dikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, menyampaikan bahwa kunci keberhasilan PSP adalah komitmen total dari pemerintah daerah.
Tantangannya adalah menjaga kultur belajar yang tinggi dan mewujudkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Budi menjelaskan bahwa Pemkot Yogyakarta berupaya mengurangi disparitas mutu pendidikan dan mendorong inklusivitas.
Strategi yang dilakukan meliputi pelatihan guru, monitoring, dan penguatan komunitas. Retno Yuliastuti, Kabid SMP Dinas Dikpora Kabupaten Bantul, mewakili Pemda Bantul, memaparkan bahwa tujuan utama PSP adalah menciptakan Profil Pelajar Pancasila melalui sekolah yang dicita-citakan.
Retno menekankan pentingnya perubahan mindset agar PSP dan Guru Penggerak dapat memberikan kontribusi nyata dalam transformasi pendidikan. Pemda Bantul mendukung PSP melalui penerbitan regulasi, penyiapan SDM, dan strategi kegiatan yang melibatkan pengawas dan penilik, serta sinergi dengan mitra pembangunan.
Diskusi dalam kegiatan ini juga mencakup berbagai isu penting, seperti Unit Layanan Disabilitas, inklusivitas pendidikan, dan optimalisasi komunitas belajar sebagai media pengimbasan dan penguatan PSP. Kegiatan refleksi diakhiri dengan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi setiap pemerintah kabupaten/kota/provinsi dalam mendukung implementasi PSP serta merumuskan strategi solusi yang tepat.