(Yogyakarta, 29 Nopember 2021). Dalam rangka mendorong terlaksananya Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di satuan pendidikan dan dalam rangka melaksanakan amanat tusi LPMP sesuai Permendikbud nomor 26 tahun 2020 tentang OTK UPT Kemendikbud, LPMP DIY terus berupaya melakukan Pengembangan Model Penjaminan Mutu Pendidikan. Seiring dengan upaya transformasi mutu pendidikan dan kebijakan Merdeka Belajar, di tahun 2021 ini LPMP DIY melakukan penyempurnaan pendampingan peningkatan mutu satuan pendidikan dengan pendekatan HOT. Pendekatan HOT ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh LPMP DIY di dalam menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi sebagai dampak dari pandemi covid 19. Pendekatan HOT ini merupakan suatu akronim, yaitu H = Hati, O = Otak dan T = Tangan. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala LPMP D.I. Yogyakarta, Minhajul Ngabidin, S,Pd, M.Si pada saat memberikan arahan pada Pembukaan Kegiatan Workshop Penyusunan Bahan Diseminasi Hasil Pendampingan SPMI di Satuan Pendidikan selama tahun 2021, bertempat di Aula Ki Mangun Sarkoro, LPMP D.I. Yogyakarta pada tanggal 29 Nopember 2021.
Lebih lanjut Minhajul menjelaskan bahwa pendampingan ke satuan pendidikan di masa pandemi dengan pendakatan HOT, diawali dengan H (Hati), yaitu mengajak semua pihak untuk tergerak hatinya bahwa di masa pandemi semua pihak mengalami kesulitan, tak terkecuali di dunia pendidikan dan terutama para guru. Tahap awal pendekatan hati ini bertujuan untuk mengajak semua pihak mempunyai kepedulian untuk saling membantu. Pada tahap berikutnya adalah O (Otak), pada tahap ini dicurahkan pikiran sepenuhnya untuk merancang berbagai terobosan, inovasi dan kreatifitas sebagai alternative-alternatif solusi dalam melaksanakan pengelolaan sekolah dan pembelajaran di masa pandemi. Pada tahap ini, LPMP terus melakukan terobosan melalui pembuatan buku-buku panduan dan teknisk-teknis pembelajaran di masa pandemi dan mensosialisasikannya melalui webinar-webinar secara maraton. Tahap berikutnya adalah T (Tangan), pada tahap ini dilakukan suatu aksi nyata berupa pendampingan. Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua altervatif terobosan, inovasi dan kreatifitas yang sudah disosialisasikan benar-benar dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Pendampingan dilakukan secara intens dan berkesinambungan sampai kepala sekolah dan guru dapat melakukan suatu kebaruan dan menerapkannya sampai benar-benar menampakkan hasilnya.
Sejalan dengan Kepala LPMP D.I.Yogyakarta, Koordinator Fungsi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan dan Program Kemitraan, Dr. Arwan Rifa’i menejelaskan bahwa pada pada tahun 2021, LPMP DIY melakukan pendampingan SPMI pada 80 satuan pendidikan yang terdiri dari 20 SD, 20 SMP dan 20 SMA. Model Pendampingan yang dikembangkan dilakukan dalam 8 tahap kegiatan, yaitu : 1) Perancangan Model, 2) Sosialisasi dan Koordinasi, 3) Need Asesmen Kebutuhan Sekolah, 4) Perancangan Pendampingan, 5) Pelaksanaan Pendampingan, 6) Monitoring dan Evaluasi, 7) Refleksi dan Pendokumentasian Praktek Baik, dan 8) Desiminasi dan Publikasi.
Lebih lanjut dalam laporannya Arwan menyampaikan bahwa need asesmen dilakukan dengan memperhatikan capaian SNP baik dari raport mutu pendidikan hasil pemetaan mutu pendidikan oleh LPMP, maupun hasil akreditasi oleh BAN S/M. Dari need asesmen selanjutnya dilakukan penetapan fokus kegiatan pendampinga. Sampai dengan saat ini, pendampingan oleh widyaprada telah selesai dilaksanakan dengan 5 tahap pertemuan mulai bulan Agustus sampai dengan November 2021.
Saat ini kegiatan memasuki tahap refleksi dan pendokumentasian praktek baik, serta persiapan bahan desiminasi dan publikasi. Kegiatan ini dilakukan selama 9 hari dengan sistem in – on – in, dimana hari ini dilaksanakan In-1 di LPMP DIY, selanjutnya peserta melakukan on di sekolah masing-masing untuk menyelesaikan penulisan praktek baik, dan selanjutnya diakhiri dengan In-2, dimana semua sekolah diberikan kesempatan untuk mendiseminasikan praktek baiknya. In-2 sebagai puncak kegiatan pendampingan akan digelar pada tanggal 7 Desember 2021.
Melalui pendampingan SPMI dengan pendekatan HOT ini, diharapkan sekolah akan terbiasa melakukan siklus penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan dengan lebih terencana, terstruktur dan terukur. Kegiatan pendampingan ini di satu sisi adalah sebagai upaya perbaikan mutu sekolah, dan sekaligus memberikan suatu wahana bagi pengembangan keprofesian guru. Harapannya dengan pendampingan ini nantinya para guru, kepala sekolah maupun pengawas mampu menghasilkan karya publikasi ilmiah setiap tahunnya.
Kegiatan Refleksi, penyusuan praktek baik dan persiapan diseminasi ini dibimbing secara intens oleh Tim Widyaprada LPMP D.I. Yogyakarta antara lain: Drs. Suharji, M.Pd, Dr. Sugiyanta, Dra. Istiyati C, Dr. Harli Trisdiono, M.M., Wendhi Prayitno, S.T, M.T., Marike Nawang Palupi, M.Pd, Drs. Cokrowihasto dan Woro Esthi Hartiwi. (TM_FPMP)