Fleksibilitas Kurikulum Merdeka Butuh Inisiatif, Keaktifan, dan Percaya Diri Guru

 

Klik gambar untuk membuka panduan

Melalui implementasi Kurikulum Merdeka, sejatinya Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan untuk merancang kurikulum operasional yang sesuai dengan visi-misi serta kebutuhan belajar para murid. Keleluasaan itu akan mendorong proses belajar mengajar yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Namun demikian fleksibilitas Kurikulum Merdeka menjadi bermakna positif apabila para guru memiliki inisiatif dan keaktifan, berikut kepercayaan diri untuk merancang kurikulum operasionalnya sendiri. Hal ini disebabkan pada tahapan implementasi, kurikulum operasional yang cocok dalam aktifitas pendidikan di suatu daerah belum tentu akan relevan diterapkan di daerah lainnya.

Dengan demikian, kurikulum operasional satuan pendidikan perlu mengakomodasi keragaman, menyesuaikan kebutuhan belajar murid, serta konteks satuan pendidikan. Sebagai contoh, kurikulum operasional yang cocok untuk satuan pendidikan di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta kemungkinan terdapat perbedaan dengan sekolah yang beroperasi di daerah pesisir kecamatan Rongkop Gunungkidul.

Oleh karena itu projek penguatan karakter yang cocok di pusat kota Yogyakarta akan berbeda dengan kebutuhan murid di lereng Gurung Merapi maupun desa pertanian di Bambanglipuro Bantul. Maka untuk memudahkan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek telah menyediakan ragam contoh kurikulum operasional, modul ajar, dan dokumen lainnya di platform Merdeka Mengajar.

Pada tataran praktis tidak ada kewajiban bagi satuan pendidikan untuk membuat dokumen-dokumen baru dari nol. Karena titik berat perubahan kurikulum ini bukan soal administrasi, melainkan sebuah upaya konkrit untuk perbaikan kualitas pembelajaran, Dengan demikian, Kemendikbudristek tidak membakukan format-format dokumen.

Para guru boleh menggunakan format yang sudah digunakan selama ini seperti perencanaan pembelajaran, misalnya RPP dan Modul Ajar, serta rapor sekolah yang berupa laporan hasil belajar. Contoh-contoh yang sudah ada bisa digunakan dan tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dalam implementasinya. Yang terpenting pada kurikulum ini, para guru diberi ruang mengembangkan inisiatif dan kreativitas metode pembelajaran.

Kemendikbudristek pada saat ini kembali membuka pendaftaran partisipasi implementasi Kurikulum Merdeka tahun 2023-2024. Diharapkan satuan pendidikan untuk aktif mempelajari Kurikulum Merdeka melalui laman https://kurikulum.kemdikbud.go.id/ . Sampai saat ini, sudah lebih dari 140 ribu sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka di dalam pembelajarannya, dan diharapkan angka partisipasinya terus meningkat. (yudhakurniawan/BPMP)

Artikel Lain

REFLEKSI DAN EVALUASI PPDB

Yogyakarta – BPMP DIY menyelenggarakan Refleksi dan Evaluasi Kebijakan PPDB pada Kamis (7/11/2024) bertempat di …

BPMP DIY Dorong Pembentukan ULD untuk Layanan Pendidikan Inklusif di Daerah

SLEMAN – Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY menggelar Sosialisasi Kebijakan Pembentukan Unit Layanan Disabilitas …