Empati, Kolaborasi, dan Sinergi, untuk Suksesnya Program Prioritas Kemdikbudristek

Sleman – Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) PAUD dan DASMEN, Praptono, mengingatkan jajarannya untuk memupuk empati, kolaborasi, dan sinergi, dalam menyukseskan program prioritas Kemdikbudristek. Hal ini disampaikan kepada para Kepala BPMP/BBPMP dari beberapa provinsi yang hadir, beserta seluruh keluarga besar BPMP DIY, Jumat (9/8/24), di Auditorium Ki Hajar Dewantara, Kampus Kalasan.

Hadir pada pertemuan ini Kepala BBPMP Jateng, BPMP Jateng, BPMP DKI Jakarta, BPMP Riau, BPMP Bali, BPMP Lampung, BPMP Kalsel, BPMP Sumsel, serta tuan rumah BPMP DIY. Mengawali pertemuan, Kepala BPMP DIY, Bambang Hadi Waluya melaporkan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi pelaksanaan program kerja.

“Evaluasi internal dilakukan dalam rangka meraih mimpi BPMP DIY, sebagai entitas  yang menjadi mitra terbaik pemerintah daerah dalam mewujudkan layanan pendidikan bermutu secara menyeluruh,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Praptono dalam pengarahannya memuji tampilan lingkungan BPMP DIY yang semakin bersih dan rapi.

“Suasana Kampus Kalasan yang bersih dan rapi, menampilkan citra BPMP DIY sebagai mitra terbaik pemerintah daerah dalam mewujudkan pendidikan di DIY yang semakin istimewa,” tandasnya. Kepada para Kepala BBPMP/BPMP yang hadir, Praptono mengajak untuk meniru apa yang telah dilakukan oleh BPMP DIY.

“Silaturahmi itu penting, melalui pertemuan seperti ini ada sesuatu yang dibahas dan didiskusikan untuk saling memodifikasi dan mengadaptasi praktik baik dengan semangat kolaborasi,“ ujarnya. Praptomo mengingatkan BBPMP/BPMP agar memanfaatkan momentum bulan kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan dalam rangka membangun harmonisasi dan kekompakan tim kerja.

“Harmonisasi dalam relasi kerja penting untuk menunjang penyamaan persepsi dan komitmen setiap elemen UPT baik BBPMP/BPMP, untuk dapat melaksanakan kebijakan merdeka belajar,“ jelasnya. Praptono mengingatkan setiap UPT untuk memiliki target kerja sebagai daya dorong agar serius untuk mencapai dan mewujudkannya.

Upaya mengakselerasi capaian target organisasi, menurut Praptono perlu dilandasi dengan rasa nyaman, gembira, dan ihlas dalam bekerja. “Suasana bekerja yang demikian dapat diwujudkan apabila sesama elemen organisasi memiliki empati,“ katanya.

Praptono memberi gambaran, apabila ingin guru guru dapat berkontribusi terbaik dengan murid, maka BBPMP/BPMP haruslah berempati menempatkan diri sebagaimana seorang guru. Melalui empati, menurut Praptono dapat menumbuhkan kepekaan dalam bekerja.

Kepada para pimpinan BBPMP/BPMP, Praptono mengajak untuk berempati dengan semua elemen di lembaganya. “Berikanlah bimbingan para staf agar mampu melaksanakan tugas dengan baik, maka akan ada timbal balik mereka berempati dengan pimpinannya,“ pesannya.

Perencanaan Berbasis Data (PBD) harapannya digunakan dalam pengelolaan sekolah, maka menjadi tugas BBPMP/BPMP berempati untuk memastikan bahwa sekolah sudah mampu menggunakan data yang ada, serta mampu mengolah dan menganalisisnya. “Kita harus mengerti kesulitan satuan pendidikan, sehingga dengan empati kita melakukan advokasi untuk membantu mereka,“ himbaunya.

BBPMP/BPMP menurut Praptono memiliki keterbatasan terhadap semua dengan beban kerja yang harus dituntaskan, maka diingatkannya untuk saling menopang dan menguatkan dengan melakukan kolaborasi. “Semangat kolaborasi bisa jalan apabila kita tidak terkotak kotak dengan ego sektoral, semua harus jalan bareng sesuai potensi masing-masing untuk saling melengkapi,“ tandasnya.

Melalui empati dan kolaborasi yang dibangun, akan menghasilkan sinergi yang baik. Praptono mengingatkan bahwa supervisi, pendampingan, dan penjaminan mutu adalah tugas BBPMP/BPMP, bukan tugas BBGP/BGP.

Namun demikian apabila dalam aktivitas supervisi, dalam kegiatan komunitas belajar rupanya teridentifikasi kelemahan guru lemah dalam perancangan media belajar, maka Praptono mengingatkan agar BBPMP/BPMP tidak tergiur melatih sendiri para gurunya. “Temuan seperti itu silakan disampaikan ke BBGP/BGP untuk melatihnya,“ tegasnya.

Setelah para guru dilatih oleh BBGP/BGP, maka yang melihat dampaknya adalah BBPMP/BPMP. “Maka anggaran BBPMP/BPMP didorong untuk banyak melakukan pendampingan,“ pesannya.

BBPMP/BPMP boleh saja memiliki banyak gagasan model penjaminan mutu. “Bila dinilai layak untuk diterapkan sebagai praktik baik, agar dipaparkan melalui fórum reboan sebagai praktik baik yang menginspirasi,“ harapnya. Gagasan-gagasan yang baik, menurut Praptono perlu disampaikan, karena hal ini merupakan empati kepada Kemdikbudristek.

Artikel Lain

Hari Guru Nasional 2024: Guru Hebat, Indonesia Kuat

Yogyakarta – Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY memperingati Hari Guru Nasional pada Senin, (25/11/2024), …

Mendikdasmen: Para Guru Harus Memiliki Standar Pendidikan D4 dan S-1

KULONPROGO – Guru harus memiliki standar pendidikan D4 dan S-1. Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan Dasar …