Yogyakarta – Kepala BPMP DIY beserta jajaran, Kamis (28/12/23) di Kampus Kalasan menerima kunjungan BPMP Papua Barat dan BBPMP Sulawesi Selatan (Sulsel). Mengawali sambutannya, Kepala BPMP DIY Eko Sumardi mengucapkan selamat datang dan memperkanalkan personalia yang mendampinginya.
“Terima kasih telah dikunjungi, dalam pertemuan ini marilah kita saling berbagi praktik baik yang telah dilakukan,” kata Eko. BPMP DIY menurut Eko dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan implementasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP) meraih penghargaan dari Kemdikbudristek.
Sekiranya hal ini bermanfaat, Eko menyilakan kepada tamu untuk mengklarifikasi lebih lanjut ke jajaran tim BMN BPMP DIY yang mendampinginya. Eko Sumardi memohon maaf karena tidak dapat mendampingi para tamy selama di Yogyakarta, karena BPMP DIY di hari yang sama berkunjung ke BPMP Jateng dalam rangka studi tiru.
Kepala BBPMP Sulsel Ir. Imran, S.Kom, MT, dalam sambutanya menyampaikan alasan mengunjungi BPM DIY. Alasan paling utama karena Yogyakarta adalah Kota Pendidikan yang secara kultur dan filosofi, sangat kondusif untuk melahirkan banyak praktik baik di bidang pendidikan.
Alasan kedua lebih spesifik karena di perhelatan apresiasi tahun ini BPMP DIY menerima penghargaan dalam pengelolaan BMN dan implementasi PPKSP. Selain DIY, pihaknya juga mengunjungi UPT lain antara lain BPMP Jabar, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Kalsel, Gorontalo, Kendari, BBPPMPV Seni budaya, dan BBGP DIY.
Pola kunjungan menurut Imran menggunakan metode jigsaw, dengan melihat potensi UPT yang dikunjungi untuk nantinya ditampilkan dan dilihat bersama seluruh keluarga besar BBPMP Sulsel, sehingga seolah semua ikut mengunjungi. Hal ini untuk mendukung upaya Sulsel dalam membangun tim kerja yang solid, melalui studi tiru ke berbagai instansi yang dinilai menarik untuk digali informasinya.
Sementara itu, Kasubag Umum BPMP Papua Barat Yustus Awoitauw menyampaikan bahwa instansinya baru beroperasi kurang dari 10 tahun, sehingga perlu banyak belajar dari BPMP DIY. Setelah dari DIY, pada awal tahun 2024 akan mengunjungi BBPMP Sulsel.
Menurut Yustus, pihaknya dalam kunjungan ke BPMP DIY berfokus untuk menggali informasi dalam pegelolaan BMN, Perencanaan Berbasis Data, dan implementasi PPKSP. Acara diwarnai dengan saling menyerahkan cinderamata.
Tuan rumah menyerahkan kepada semua tamunya tokoh wayang Semar. Menurut Eko Sumardi, Semar adalah sosok tokoh Panakawan yang secara simbolis mengajarkan tentang bagaimana menjadi manusia atau pemimpin yang baik.
Semar mengajarkan pemimpin harus temuwo dalam berfikir dan berpandangan luas, tidak boleh anti kritik, serta mampu mengayomi semua pihak. Dari pihak tamu, Kepala BBPMP Sulsel menyerahkan replika songkok Sultan Hasanuddin.
“Dalam berperang melawan penjajah, Sultan Hasanuddin mengenakan songkok seperti ini, tentu semangat juang beliau ini perlu kita teladani dalam upaya mencerdaskan kehupan bangsa,” ungkap Imran.
BPMP Papua Barat, dalam kesempatan ini menyerahkan karya seni khas daerahnya. Menurut Yustus, makna dari cinderamata ini adalah melalui Pendidikan telah mencerahkan dan merubah peradaban di Papua. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan saling berbagi informasi sesuai tema mengenai antar para pengelola BMN, PPKSP, serta Perencanaan Berbasis Data.