BPMP D.I. Yogyakarta Laman Resmi BPMP D.I. Yogyakarta
Rabu (27/7) Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan audiensi dan kunjungan sekolah pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Kabupaten Sleman. Audiensi bertempat di SMP Islam Al Azhar 26 Sleman. Sehari sebelumnya, pada 26 Juli 2022, BPMP DIY beraudiensi dengan Bupati Sleman dan jajarannya di kantor Bupati dan mendapatkan dukungan terkait pelaksanaan IKM. Audiensi dan kunjungan sekolah ini dimaksudkan untuk menguatkan sinergi pelaksanaan IKM di tingkat satuan pendidikan dan berbagi praktek baik dari sekolah maupun komunitas belajar. Dalam audiensi dengan sekolah ini hadir kepala Balai Dikmen Sleman dan perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Beberapa sekolah yang hadir diantaranya SMAN 1 Seyegan, SMKN 1 Seyegan, SMPN 1 Seyegan, SDN Nglempong, TK Islam Al Azhar, PKBM Bina Karya Sunan Pandanaran, SKB Kabupaten Sleman, SD IT Hidayatullah, Penggerak Komunitas Belajar (Kombel) SD Sorogenen Kalasan.
Dalam sambutannya, kepala sekolah SMP Islam Al Azhar 26 Sleman menegaskan bahwa kurikulum merdeka justru memberi ruang bagi sekolah untuk mengeksplorasi kemampuan dan minat peserta didik untuk menekuni bidang atau keahlian tertentu dan mendorong ke arah mandiri dalam proses pembelajaran. Kepala Balai Dikmen, Tukiman,ST.,MT. menekankan pentingnya segenap elemen pendidikan untuk berubah menanggapi dinamika era global. Kebijakan IKM juga harus disosialisasikan kepada orangtua murid dan masyarakat luas, sehingga akan terjadi sinergi dan kerjasama yang baik dalam pelaksanaannya. Dinas Pendidikan Sleman diwakili oleh Kepala Bidang SMP, Dwi Yuli Astuti, M.Pd, yang menyampaikan bahwa IKM memfasilitasi proses pembentukan profil pelajar Pancasila dalam mempersiapkan generasi Z sebagai SDM yang unggul dan pemimpin masa depan Bangsa Indonesia.
Dalam audiensi ini kepala BPMP, Drs. Eko Sumardi, M.Pd diwakili oleh Kepala Sub Bagian Umum BPMP DIY, Mustari, S.Si., M.Si. yang menegaskan bahwa kebijakan Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka ini menuntut kemandirian guru dalam membekali diri dan tidak lagi menunggu adanya Juklak dan Juknis, serta pelatihan berjenjang (cascading). Para guru dapat memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan login di PMM, memanfaatkan helpdesk, dan mengaktifkan komunitas belajar (Kombel) baik di internal sekolah maupun eksternal. Strategi lain yang juga dapat ditempuh adalah sharing dengan menghadirkan narasumber-narasumber praktek baik.
Dalam sesi diskusi mengemuka beberapa persoalan yang dihadapi oleh sekolah terkait IKM, antara lain bagaimana sinkronisasi pelaksanaan kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013, serta bagaimana pelaksanaan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang baik. Menanggapi persoalan yang mengemuka pada sesi diskusi tersebut, koordinator seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP) BPMP DIY, Dr. Arwan Rifai, S.Si., M.Pd mengarahkan untuk membuka/login di Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan mencari rujukan dari para narasumber praktek baik yang terdaftar di Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar ini bersifat lintas wilayah, bahkan lintas negara, sehingga diharapkan persoalan – persoalan yang dihadapi sekolah dapat dicarikan jawaban dan solusinya melalui PMM. Mustari menambahkan bahwa dalam menyukseskan pelaksanaan IKM ini sekolah juga dapat menjalin kerjasama dengan Mitra Pembangunan (dari perusahaan – perusahaan), baik melalui penyediaan narasumber dari perusahaan maupun melalui skema CSR (Corporate Social Responsibility).
Pada kesempatan ini, dilakukan juga pengisian Survey Kesiapan IKM untuk satuan pendidikan jenjang PAUD, Kelas 1/4/7 dan 10 yang dipandu oleh Arwan, serta kunjungan kelas VII dan testimoni implementasi kurikulum merdeka oleh Kepala Balai Dikmen, Kepala Sekolah dan Guru yang hadir. Acara audiensi diakhiri dengan sharing dari salah satu pengurus Komunitas belajar yang aktif dari SD Sorogenen Kalasan Sleman. (Arwan/FPMP)
