Yogyakarta – Dalam upaya mempercepat transformasi satuan pendidikan, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan kegiatan Pemantauan dan Percepatan Transformasi Satuan Pendidikan selama empat hari, mulai 20 hingga 23 Agustus 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau capaian program Sekolah Penggerak serta mengidentifikasi kendala dan hambatan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah pelaksana, guna menyusun rekomendasi program perbaikan.
Kegiatan ini diformat dalam nuansa pendampingan dengan melibatkan berbagai pihak di lingkungan BPMP DIY, termasuk pejabat struktural, fungsional widyaprada, dan staf potensial. Mustari, koordinator kegiatan, menyebutkan bahwa responden pemantauan adalah 88 sekolah penggerak yang dipilih sebagai sampel dari berbagai angkatan, jenjang, dan wilayah di DIY.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memantau implementasi percepatan transformasi satuan pendidikan pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP), mengidentifikasi kendala dan permasalahan yang muncul, serta menyusun rencana tindak lanjut untuk mengakselerasi percepatannya,” ujar Mustari.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat mendorong sekolah-sekolah penggerak untuk mempercepat transformasi menuju satuan pendidikan yang mampu mewujudkan hasil pendidikan holistik, mencakup literasi, numerasi, dan pengembangan karakter. Selain itu, sekolah penggerak didorong untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan, serta mengembangkan budaya reflektif dan kolaboratif.
“Perencanaan berbasis data juga menjadi hal yang penting. Dengan mengidentifikasi capaian, kendala, dan hambatan yang dihadapi sekolah penggerak, dapat menyempurnakan pelaksanaan program di masa mendatang,” tandasnya.
BPMP DIY telah menyiapkan Instrumen Pemantauan dan Percepatan Transformasi Satuan Pendidikan untuk menilai capaian dan hambatan dalam berbagai komponen yang relevan. Satuan pendidikan pelaksana PSP diharapkan menjadi katalisator dalam mewujudkan Visi Pendidikan Indonesia.
Mustari juga mendorong sekolah-sekolah penggerak untuk membangun budaya berbagi dan kolaborasi, baik di dalam lingkungan sekolah maupun dengan komunitas eksternal. “Selain itu, penting bagi sekolah penggerak untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, menyenangkan, serta berbudaya kebhinekaan, sehingga siswa merasa nyaman dan senang belajar,” jelasnya.
Dengan demikian, output pendidikan yang dihasilkan diharapkan memiliki kemampuan holistik, baik dari aspek kognitif seperti literasi dan numerasi, maupun pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam mempercepat transformasi satuan pendidikan di DIY, serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional yang lebih baik.